Day 02/40
Stop Overthinking - Nick Trenton
Halaman : 6-10
Buku Stop Overthinking karya Nick Trenton pada halaman 6 sampai 10 ini membahas mengenai penyebab kekacauan mental serta penyebab dari overthinking itu sendiri. Pada bagian ini, terdapat dua hal yang menarik perhatian saya. Penyebab overthinking jarang menjadi pusat dari overthinking itu sendiri. Kalimat ini terdengar aneh, tetapi memang benar adanya. Dari kasus James pada blog hari pertama, bisa kita lihat bahwa penyebab overthinking yang James alami yaitu tahi lalat yang terlihat menyeramkan pada punggungnya. Hal ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan memiliki psikolog yang tepat. Pikiran-pikiran yang dimiliki dalam kasus James ini merupakan akibat dari overthinking. Ketika kita terperangkap dalam pikiran negatif, kita sering mengira pikiran kita yang menjadi masalah. Kita memberi tahu diri kita sendiri "Andai saja aku bisa.... Kalau saja aku bisa...." dan ketika sudah teratasi, hal-hal lain akan muncul dan menggantikannya karena hal ini bukan penyebab overthinking tetapi akibat dari berpikir berlebihan. Banyak para pemikir berlebihan justru menyelesaikan "masalah" yang ada tanpa sadar bahwa masalah yang sebenarnya itu terdapat pada cara pandang dan cara menilai suatu hal akan dianggap sebuah masalah atau bukan.
Salah satu akar dari overthinking yaitu kecemasan. Penelitian ada yang menyatakan jika kecemasan sering ditemukan bersamaan dengan gangguan lain baik gangguan psikologis maupun gangguan fisik. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kelompok tertentu sering mengalami gangguan kecemasan. Faktor utama dari gangguan kecemasan yaitu genetik. Faktanya, belum ada pakar yang menemukan satu gen yang mutlak menjadi penyebab gangguan kecemasan. Purves et. al berpendapat jika Kromosom 9 memiliki gen yang terhubung dengan perkembangan gangguan kecemasan pada karya ilmiah Molecular Psychiatry (2019). Karya ini juga memaparkan jika gangguan kecemasan memiliki 26% dari variabilitas mengenai apakah seseorang memiliki gangguan kecemasan atau tidak dapat terbukti melalui gen. 76% sisanya terletak pada lingkungan, keluarga, pengalaman, dan masih banyak lagi. Jika orang tua kita mengidap gangguan kecemasan, maka kita pun memiliki peluang besar untuk mengidapnya pula. Tetapi, hal ini hanya sekedadr kemungkinan saja, tidak ada gen yang menjerumuskan kita pada takdir yang tidak bisa kita ubah.
Tanaman Tomat
Tanaman tomat saya masih berada dalam media pertamanya sejak diberikan kepada saya. Tentunya meskipun masih di media yang sama, tetap saya rawat dengan menyiramnya ketika ia membutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang terkena sinar matahari. Sebenarnya, pohon ini sudah mengalami perkembangan panjang dari batangnya. Tetapi pada foto tidak begitu terlihat secara jelas bahkan tanaman tomat yang kiri terlihat lebih pendek dari yang sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa perubahan serta perkembangan yang kita alami tidak akan selalu terlihat jelas dan baik dalam kacamata orang lain. Mungkin orang lain bisa tidak melihat perkembangan atau bahkan menganggap kita mengalami hambatan dalam perkembangan. Namun, faktanya kita sendiri yang tahu pasti perkembangan yang kita alami pada diri kita.
Refleksi
Hari ini masih sama dengan kemarin. Pertemuan hari ini dimulai pada pukul 8 pagi. Tetapi tidak ada pertemuan bersama di ruang baca. Hari ini langsung bertemu dengan guru pendamping masing-masing kelompok sesuai kesepakatan. Kelompok kami sepakat untuk bertemu pada pukul 8. Hari kedua ini, ada beberapa teman yang terlambat menghadiri pertemuan ini. Ketika teman-teman sudah datang, saya justru meninggalkan ruang BK karena saya menemui guru mapel untuk konfirmasi mengenai tugas yang masih kosong. Hari ini sedikit berbeda dengan kemarin. Topik pembahasan hari ini adalah "Mengapa aku dilahirkan?" Saya dan teman kelompok diminta untuk mensharingkan mengenai satu pertanyaan tersebut. Ada yang mengatakan untuk melanjutkan keturunan keluarga, untuk membahagiakan dan membanggakan orang tua bahkan ada juga yang menjadi pemersatu antara orang tuanya dengan mertuanya. Menurut saya pribadi, saya dilahirkan tidak semata-mata untuk meneruskan keturunan keluarga saja. Tetapi juga untuk menjadi berkat bagi sesama di sekitar saya. Setelah sharing, saya dan teman-teman diminta untuk kembali melanjutkan membaca buku serta melanjutkan membuat blog. Tak lupa juga untuk mengumpulkan afirmasi yang sudah dituliskan sebelumnya. Setelah jam menunjukkan pukul 10, maka kami sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah kami.
Sama seperti kemarin, sampai di rumah saya kembali beristirahat sejenak untuk melepas penat yang datang setelah berdinamika bersama dengan guru dan teman. Saya juga kembali ke sekolah lagi pada pukul 14.15 untuk mengikuti ekstrakurikuler KSN matematika. Ekskul hari ini saya dan teman-teman dipersilahkan untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan dalam waktu 1 jam. Setelah waktu berjalan pun, ternyata saya tidak berhasil mengerjakan satu soal pun. Tetapi, ketika diberi sedikit-sedikit arahan dari pendamping ekstra, saya mulai bisa mengikuti alur soal itu. Perasaan senang itu muncul. Namun, ketika saya beralih ke soal yang lain, perasaan senang ini langsung lenyap begitu saja. Soal yang lain yang katanya mudah ini tetap saja terlihat sulit bagi saya. Setelah jam menampilkan pukul 4 sore, ekskul hari ini usai. Saya bersyukur karena akhirnya tidak terjebak dalam soal-soal yang memusingkan ini dan juga tidak ada ekskul tonti hari ini. Sehingga, setidaknya hari ini lelahnya tidak begitu banyak.
Hari ini, saya belajar bahwa jika kita tidak bisa dalam suatu hal, kita tidak akan selalu tidak bisa. Dengan bantuan dan bimbingan dari orang lain, terkadang kita mulai bisa bangkit dari ketidakbisaan yang kita alami. Meskipun terasa berat dan lambat, tetapi perjuangan inilah yang nantinya akan berdampak positif bagi kita. Kita nantinya akan menjadi pribadi yang pantang menyerah dengan suatu hal.
"Aku percaya diri, aku bisa berpikir positif, aku berani menghadapi masalah."
Angelita Prima_X1.14



"Aku percaya diri, aku bisa berpikir positif, aku berani menghadapi masalah." itu kutipan sangat mantap untuk langkah pengembangan diri. Tuhan memberkati dengan talenta, pantas kita bersyukur dg kepercayaan diri dan pikiran positif yang ada
ReplyDelete