Day 13/40

Stop Overthinking - Nick Trenton

Halaman : 63-69

Tidak ada gunanya membahas manajemen waktu tanpa mengetahui tujuan dan prioritas kita. Manajemen waktu yang baik bergantung pada hasil yang ditargetkan dan kira harus tahu apa yang dijunjung. Awali hari dengan mengerjakan prioritas kita, kegiatan yang paling banyak membutuhkan perhatian, waktu, dan sumber daya kita. Tulis daftar pekerjaan hari itu di pagi hari. Lalu  kategorikan dalan mendesak, penting, atau tidak penting. Pekerjaan mendesak perlu dikerjakan hari ini dan menjadi prioritas kita. Tugas yang tidak penting dapat ditunda atau bukan menjadi prioritas. 

Kebiasaan manajemen waktu yang baik mencerminkan gaya hidup dan tujuan yag unik, namun ada beberapa hal yang perlu diingat :

  • Menuliskan sesuatu membuat apa yang kita tulis menjadi lebih konkret (miliki daftar pekerjaan, kalender, jadwal, atau sesuatu yang berwujud untuk mencatat tugas harian dan melacak progressnya)
  • Pecah tugas-tugas yang besar menjadi lebih kecil dan tetapkan tujuan-tujuan kecil yang mengarah ke tujuan besar.
  • Pikirkan proses ketimbang hasil. Jika fokus pada kebiasaan-kebiasaan bermanfaat setiap harinya, kita akan mencapai lebih banyak hal dalam jangka panjang dari pada fokus pada perfeksionisme.
  • Biasakan diri untuk menolak hal-hal yang tidak penting.
  • Pikirkan matang-matang tindakan kita secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Tanyakan pada diri sendiri "Apakah ini mendekatkan atau menjauhkan aku dari tujuan yang sudah ditetapkan?" Lalu, taati keputusan kita.

Manajemen waktu memang sederhana, tetapi tidak selalu mudah. Terkadang, kita sudah tahu apa yang lebih baik dilakukan, tetapi tetap berpegang pada pola perilaku yang menentang diri sendiri. Cara mengelola waktu kita mungkin dipengaruhi sejumlah perbedaan unik pada latar belakang dan kepribadian kita.

  • Time martyr : orang yang menerima permintaan semua orang, serta memikul kewajiban dan tanggung jawab yang terlalu banyak dan mereka menderita karenanya. Teknik yang cocok yaitu memangkas distraksi dan multitugas seperti membuat jadwal yang ketat atau membatasi jumlah tugas prioritas yang dilakukan dalam sehari.
  • Procrastinator memiliki tantangan yang berbeda yaitu mengulur-ulur pekerjaan sampai akhirnya terlambat. Memiliki sedikit tekanan memang baik, tetapi bagi penunda waktu, gangguan kecemasan hanya akan terus memperburuk mereka. Hal ini bisa diatasi dengan memecah tugas-tugas menjadi lebih kecil dan memberi reward setiap meraih pencapaian kecil.
  • Distractor memiliki permasalahan tekait mereka dapat memulai pekerjaannya, tetapi kerap kali teralihkan dan mendapati perhatian mereka ke mana-mana. Cara yang ampuh adalah dengan menegakkan batasan yang lebih tegas dan pertimbangan yang lebih baik terhadap jenis lingkungan kerja.
  • Underestimator menyangka bahwa tugas-tugas mereka akan memakan waktu lebih sedikit dari yang sebenarnya dan dapat melewati tenggat karena perkiraan yang terlalu optimistis. Manajemen waktu yang diperlukan yaitu meluangkan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan selangkah demi selangkah agar kita menilai prosesnya secara lebih realistis.
  • Firefighter selalu berada dalam keadaan pikiran yang reaktif, seolah sedang memadamkan "api" di segala tempat dan mengerjakan ribuan pekerjaan dalam satu waktu, seringkali ketika keadaan menjadi titik kritis. Orang dengan tipe ini dapat belajar melimpahkan pekerjaan mereka secara efektif dan membedakan persoalan yang penting dan yang mendesak.
  • Perfectionist mirip dengan procrastinator, tidak menuntaskan pekerjaan mereka karena tidak akan pernah ada yang memenuhi kriteria gambaran hasil sempurna mereka. Mereka adalah tipe orang yang menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kado ulang tahun yang sempurna. Ketika telah memutuskan kado apa yang hendak diberi, mereka sudah terlambat. Penetapan batas, perencanaan yang realistis, dan pelimpahan pekerjaan dapat membantu mereka.

Tanaman Tomat

Tanaman ini sudah mencapai 18 cm dan 20 cm. Setelah dipindahkan ke pot, mereka mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini mencerminkan bahwa, ketika kita berada di lingkungan yang kurang atau tidak tepat, hal ini bisa menghambat laju perkembangan diri kita. Tetapi, jika kita berada di lingkungan yang tepat, hal ini bisa memicu pertumbuhan kita semakin pesat.




Refleksi

Kegiatan hari ini yaitu sharing mengenai cita-cita. Saya sendiri memiliki cita-cita untuk menjadi seorang apoteker. Jika tidak menjadi apoteker, saya tetap menginginkan profesi dibidang kesehatan, baik itu dokter, maupun perawat. Kampus yang menjadi impian saya yaitu Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sanata Dharma. Cita-cita saya yaitu bisa diterima menjadi salah satu mahasiswi melalui jalur tanpa tes. Teman-teman lainnya pun memiliki cita-cita sesuai bakat dan minat yang dimiliki. Ada yang ingin menjadi designer, arsitek, atlet, dan masih banyak lagi. 

Hari ini saya semakin sadar bahwa untuk meraih cita-cita yang ditetapkan atau diinginkan memerlukan perjuangan dan proses didalamnya. Tidak mungkin kita bisa meraih cita-cita tersebut tanpa adanya perjuangan yang tertulis di dalamnya. Sama juga seperti menanam tomat. Menghasilkan buah tomat merupakan cita-cita dalam menanam tomat. Maka usaha, perjuangan, dan proses yang kita lakukan yaitu menanam benih, merawat benih, memberi pupuk, menyirami, dan masih banyak lagi. Tak lupa kita juga harus bisa bersyukur dalam setiap langkah kerja kita.

Angelita Prima_X1.14

Comments

Popular posts from this blog

P5-02

Day 05/40

Day 09/40