Day 12/40
Stop Overthinking - Nick Trenton
Halaman : 58-62
Bagi kebanyakan orang, manajemen stres yang baik berarti manajemen waktu yang baik. Oleh karena itu, manajemen waktu kerap bergantung pada suatu keterampilan dasar, yaitu mengidentifikasi prioritas kita dan menggunakannya untuk menuntun penetapan tujuan. Ternyata, banyak dari kita yang masih memprioritaskan stres dalam hidup. Kita mengalokasikan waktu yang tersedia untuk kegiatan yang memperburuk suasana hati dan menjadikan kita cemas atau lelah. Sementara pemulihan dan renungan diprioritaskan jauh dibelakang. Dengan menggeser pola pikir yang sperti itu, kita dapat memandang istirahat dan relaksasi sebagai sesuatu yang penting dan layak mendapatkan fokus kita, bukan hanya sesuatu yang kita tambahkan pada penghujung hari setelah menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang lebih penting.
Terkadang, orang-orang sering berpikir berlebihan bisa mendapati masalah karena terlalu bertanggung jawab. Tanpa sadar, mereka bisa saja menyepelekan kesejahteraan dan kesenangan, serta meyakini bahwa semua pekerjaan yang serius dan tidak enak harus menjadi fokus utama. Manajemen stres tidak hanya tentang menyingkirkan seluruh penyebab stres yang tidak diperlukan, tetapi juga tentang berinisiatif menyisakan ruang untuk hal-hal yang kita nikmati, serta yang menyenangkan dan memulihkan. Kita tahu bahwa perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk menyokong secara fisik dan memangkas stres yaitu tidur cukup, mengurangi konsumsi kafein, olahraga, makan teratur, dan lain sebagainya. Tetapi, kesehatan sosial, emosional, dan spiritual juga tidak kalah penting.
Manajemen waktu bukan hanya sebuah cara dangkal untuk melakukan seluruh pekerjaan harian dalam satu waktu. Itu adalah cara menyusun keseluruhan hidup dan mengatur arsitektur kehidupan kita agar kita bisa menggunakan sumber daya dan energi untuk hal-hal yang paling dihargai.
Kerangka kerja umum yang baik agar bisa memaksimalkan waktu dan energi yang dimiliki yaitu :
- Tentukan nilai dan prioritas hidup kita. Apa 3 hal yang paling penting bagi kita?
- Amati cara kita menghabiskan waktu yang tersedia selama satu pekan. Catat apa saja yang kita lakukan.
- Analisis dimana kita menghabiskan waktu paling banyak, di mana yang paling sedikit. Lalu, lihat apakah cara kita menghabiskan waktu mencermikan nilai-nilai yang kita pegang. Misal, hal-hal yang paling kita prioritaskan adalah keluarga, membangun bisnis dan menjaga kebugaran tubuh, apakah masuk akal jika kita menghabiskan 90% waktu bangun kita untuk bekerja?
- Dengan tuntutan nilai dan prinsip kita, susun ulang jadwal yang dimiliki agar dapat mencerminkan prioritas kita lebih baik.
- Lihat kembali aktivitas kita untuk melihat progress kita, apa yang berhasil, dan penyesuaian apa yang dapat kita lakukan.
Tanaman Tomat
Tomat milik saya mengalami perkembangan pertumbuhan. Saat diukur, mencapai 19 cm dan 17 cm. Meskipun pertumbuhannya baru 0.5 mm, tetapi seperti pepatah sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit. Untuk mencapai titik "bukit", agar lebih mudah kita melakukannya dengan perlahan-lahan. Tidak mungkin dalam beberapa kali usaha, kita bisa mencapai "bukit" yang menjadi tujuan akhir kita.
Refleksi
Kegiatan hari ini adalah mengerjakan tes gaya belajar. Saya mengerjakan selama kurang lebih 10 menit. Setelah selesai mengerjakan, hasilnya pun muncul. Tipe belajar saya yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik. Dengan persentase visual 40%, auditori 30%, dan kinestetik 30%.
Gaya belajar saya cenderung lebih kuat pada gaya belajar visual yang mampu menyerap informasi terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Artinya bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham, gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian mempercayainya.
Namun, disisi lain saya juga memiliki gaya belajar auditori dan kinestetik yang akan lebih menunjang cara belajar agar lebih maksimal. Gaya belajar auditori adalah dimana seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan, yang memberikan penekanan pada segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang diingat. Sedangkan gaya belajar kinestetik adalah pembelajar yang mampu menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik.
Kelebihan gaya belajar visual :
- Bisa mengingat detail dan juga warna dengan sangat baik
- Mampu membaca, mengeja maupun menghafal pelajaran dengan sangat baik
- Bisa dengan mudah mengingat wajah seseorang tetapi seringkali lupa dengan nama orang tersebut
- Umumnya berpenampilan rapi dan baik
- Ketika menghafal ataupun memahami suatu informasi, biasanya ana-anak akan memvisualisasikan gambar atau image di dalam pikirannya
- Saat sedang memecahkan suatu masalah, cara yang dilakukan oleh anak visual adalah membaca informasi dan membuat daftar mengenai masalah ataupun hambatan apa saja yang sedang dihadapi.
Gaya belajar visual juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencerna atau memahami informasi yang diberikan. Ini dikarenakan menggunakan gaya belajar ini mengharuskan anak-anak untuk memproses informasi terlebih dahulu lalu menumpahkan ide tersebut secara lebih menarik di atas media yang diinginkan
- Susah Belajar dalam suasana yang ramai, ribut dan juga banyak gangguan
- Susah untuk memahami penjelasan guru apabila tidak disertai gambar ataupun grafik
- Konsentrasinya menjadi mudah terganggu saat melihat suatu tampilan yang menurutnya kurang menarik atau jelek.
- Rapi dan juga teratur
- Lebih suka membaca daripada dibacakan orang lain
- Lebih mudah untuk mengingat apa yang dilihatnya daripada apa yang didengar
- Berbicara dengan tempo yang agak cepat
- Pembaca yang cepat dan tekun
- Sulit untuk menerima instruksi secara verbal kecuali jika instruksi tersebut ditulis
- Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato
- Suka menggambar apapun di kertas
- Tau apa yang ingin dikatakan tetapi sulit untuk memilih kata-kata yang tepat
- Belajar dari gambar, foto ataupun video
- Membuat mind mapping
- Menggunakan spidol atau alat tulis untuk menandai
- Membaca buku yang tidak hanya tulisan tetapi juga dilengkapi dengan ilustrasi
- Saat belajar sambil dilakukan doodling agar lebih fokus lagi




Bagus Jelita! lengkap banget, tak contek ya
ReplyDelete